Seorang Non Muslim (kristen) bertanya apakah Allah Adil karena memberi rizki berbeda? serta kenapa umat Islam tidak menyerah saja terhadap takdir..
IMAN KEPADA QADAR BAIK DAN BURUK =ialah percayaa bahwa segala sesuatu yg sudah terjadi ,sedang terjadi dan akan terjadi itu semua adalah telah ditentukan Allah dan tdk akan berubah ,dan tetap demikian jadinya,umur dan rizqi kita ,semua ditentukan oleh allah ,manusia hanya berikthiar menjalankan apa-apa yg sudah ditakdirkan-Nya ,karna itu islam melarang penganutnya menyerah saja kepada apa yg di takdirkan. PERTANYAAN NYA : 1) jika Allah membri rizqi berbeda pd umatnya apakah allah swt maha adil ? 2) buat apa islam melarang umatnya menyerah saja dgn apa yg ditakdirkan allah swt bukankah yg ditentukan allah swt tdk akan berobah ?
Pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang tergolong basi, karena sudah sering kali dibahas. Salah satu ciri Islam, adalah tidak ada celah untuk perkara-perkara yang tidak rasional. termasuk dalam masalah keyakinan.
Apakah Allah Maha Adil sementara memberi Rizki Berbeda-beda terhadap tiap makhluk-Nya?
Dari pertanyaan ini jelas terlihat kalau yang bersangkutan tidak tahu apa arti adil. Adil bukanlah sama rata, sama. tetapi menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jika kita punya 3 anak. anak pertama umurnya 17 tahun, anak kedua umurnya baru 12 tahun, dan anak satunya baru 6 tahun. jika kita memberi uang
apakah Adil memberi uang 50ribu secara merata kepada masing-masing anak?
tentu tidak.
jika kita memberi uang 5 ribu untuk anak yang berumur 5 tahun, dan 15 ribu kepada yang berumur 12 tahun, dan 50 ribu untuk yang berumur 17 tahun, mungkin itu akan adil sesuai tuntutan umurnya.
Ini gambaran sederhana tentang Adil. ketika Allah memberi Rizki berbeda-beda kepada makhluk-Nya, di sanalah ke Adilan Allah. Allah menempatkan rizki sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri. Dan Rizki yang Allah berikan kepada makhluk-Nya khusus kepada manusia, sedikit atau banyak adalah Ujian. Mereka yang mendapatkan kesusahan dan bersabar, maka itu adalah baik baginya. dan mereka yang mendapat kemudahan, kesuksesan, lalu bersyukur itu baik bagi mereka. namun ketika mereka tidak sabar dan tidak syukur maka itu adalah bencana bagi mereka.
Dunia bagi umat Islam hanyalah tempat persinggahan. tempat sesungguhnya adalah akhirat. Di sana ada Surga dan ada Neraka. kedua tempat itulah tempat tinggal manusia sesungguhnya. Mereka yang beriman dan beramal shaleh bagi mreka surga. sementara yang kafir lagi berbuat dosa maka balasan mereka adalah Neraka.
Buat apa Islam Melarang umatnya menyerah pada takdir ? Padahal yang telah ditentukan Allah tidak berubah?
Dalam keyakinan umat Islam, Allah sudah menetapkan semua takdir dari awal penciptaan hingga hari kiamat.
Persoalan sebenarnya bukan pada telah ditetapkannya takdir itu. tapi Apakah kita tahu takdir kita apa?
Apakah ada seorang manusia yang dimuka bumi ini tahu takdir yang akan terjadi padanya?
Tidak ada yang tahu. di sinilah manusia secara rasio akan berusaha memilih takdirnya sendiri. seorang lapar, Apakah ia akan memilih makan, atau dia akan menunggu takdirnya, bahwa ia akan kenyang atau tidak, Seorang yang Sakit, dan dia tidak tahu apakah ia akan mati karena sakit tersebut atau ia akan sembuh..
apa yang akan dia pilih?
berdiam diri atau memilih ikhtiar dengan berobat?
maka pastinya kita akan memilih ikhtiar, berbeda bila takdir sudah diketahui. bahwa ia pasti akan mati karena sakit tersebut, niscaya ia tak akan berikhtiar berobat lagi. demikian pula bila takdirnya dia sudah tahu bahwa dia pasti sembuh dari sakit itu. Maka ia pun tak akan ikhtiar berobat. toh takdirnya sudah tertulis ia akan sembuh.
Karena kita tidak tahu apa yang akan menjadi takdir kita di masa yang akan datang. Di sinilah bagi yang berakal sehat, akan berikhtiar. dan Islam pun memerintahkan ikhtiar. dilarang, berdiam diri dan berputus-asa.
ADS HERE !!!